Organisasi Intemasional untuk Standardisasi (ISO) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang berhubungan dengan jaringan dikerjakan  menurut standard yang universal. Standarisasi ini merupakan konsensus dari semua negara-negara anggota. Organisasi ISO bertanggung jawab untuk memproduksi standarisasi produksi dan pengendalian mutu, sedangkan kerjanya memeriksa prosedur kerja instalasi elektrik dan sistem pemasangan kabel distribusi telekomunikasi.

Ada empat organisasi baku di Amerika Serikat, yang sudah mengembangkan standard pemasangan kabel untuk pasar Amerika Utara.

1. ANSI dibentuk di amerika Serikat pada 1918. Tugas organisasi yang terutama adalah mengkoordinasi, memperkenalkan dan mengadopsi standard-standard nasional yang telah berkembang di dalam Amerika serikat itu sendiri. Organisasi ANSI ini juga rutin mempertemukan berbagai ahli pada pertemuan-pertemuan teknologi ISO.
2. Asosiasi Industri Telekomunikasi (TIA) adalah suatu organisasi terpisah yang diakui oleh ANSI dan bekerjasama dengan Asosiasi Industri Elektronika (EIA). TIA dikenal terbaik untuk mengembangkan standard pemasangan kabel menggunakan disain dan instalasi sistem pemasangan kabel yang ter-koordinasi. Sehingga mampu untuk mendukung suatu cakupan aplikasi yang luas dan memenuhi kebutuhan kecepatan yang tinggi pada masa kini dan mendatang.
3. Di Canada, semua barang-barang elektronik dan elektrik di-peruntukkan untuk penggunaan domestik harus disetujui terlebih dahulu oleh CSA. Persetujuan ini menunjukkan bahwa produk-produk tersebut telah memenuhi semua standard kebutuhan Kode Elektrik di Kanada
4. 4.      CEC merupakan acuan  dari CSA, Tambahan keterangan disini ialah CSA belum mampu menerbitkan suatu metode pemasangan kabel telekomunikasi yang terstruktur. Hingga sampai saat ini semua produk CEC masih direkomendasikan  untuk mengikuti standardisasi TIA dengan  mempertimbangkan standarisasi dari CEC untuk kebutuhan local kanada.

Sampai 1985 tidak ada standardisasi dalam sistem pemasangan kabel dan pada kenyataan-nya dilapangan sering sekali kejadian trouble shooting dalam network, akibat kekurang pahaman dan ketidak-samaan visi antara konsumen dan pelaksana (kontraktor). Mengakibatkan prosedur trouble shooting dan pengembangan jaringan (Network development) pada masa mendatang menjadi sesuatu yang amat menyulitkan.

Kemudian apabila network telah terbangun dengan baik, mulai muncul yang dikenal sebagai serangan hacker. Serangan-serangan tersebut ditujukan kepada sumber daya jaringan local (intranet) dan internet milik suatu perusahaan. Mulai dari Force majeour serangan besar-besaran dengan maksud tertentu, hingga serangan acak seperti virus, kemudian ada juga Aplikasi-aplikasi Hacking, baik yang datang dari internet maupun yang datang dari dalam perusahaan itu sendiri.

Sebenarnya kesulitan-kesulitan ini dapat dihindari apabila jaringan tersebut telah di rencanakan secara baik dan diantisipasi terlebih dahulu berbagai aspek-aspek teknis dan nonteknis sebelum tahap pelaksanaan.